Kamis, 24 Juni 2010
Tips Psikotest
Tes Psikologi DAP (Draw A Person)
Seorang tokoh tes psikologi Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person, diantaranya sebagai berikut:
1. Gambaro rang tersebut merupakan proyeksi daripada self concept
2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan
3. Proyeksi daripada ideal self image nya
4. DAM sebagai statu hasil pengamatan individu terhadap lingkungannya
5. Sebagai ekspresi pada kebiasaan dalam hidupnya
6. Ekspresi keadaan emosi
7. Sebagai proyeksi sikap subjek terhadap situasi tes
8. Sebagai ekspresi sikap subjek terhadap kehidupan pada umumnya
9. Ekspresi sadar dan ketidaksadaran
Berikut saya sedikit memaparkan beberapa persiapan yang perlu dipersiapkan oleh tester (penyaji) sebelum melakukan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person)
1. Seorang tester harus mampu memberikan instruksi tes yang jelas.
Instruksi:
- Meminta tester untuk mengisi nama, jenis kelamin dan usia
- Memberikan instruksi sebagai berikut ”Silahkan saudara menggambar manusia, bentuk terserah, yang penting orang lain kalau melihat tahu bahwa itu gambar manusia”
- Setelah testee selesai menggambar manusia, mintalah dia untuk menceritakan sedikit aktifitas tentang orang yang di gambarnya.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang di perlukan
- Kertas HVS ukuran 8,5 X 11
- Pensil HB
- Penerangan yang cukup
- Ruangan yang memadai, kondusif
3. Melakukan interpretasi tes dengan baik yang sesuai dengan norma yang ada, agar mampu melakukannya, hal ini perlu dilatih.
Sumber : http://www.masbow.com/2009/12/tes-psikologi-dap-draw-person.html
Rabu, 23 Juni 2010
Sample Interview Questions With Answers
By: David Clemen
About the Author
David J. Clemen has over 8 years experience helping the general public find gainful employment. David has worked as a Career Counselor for organizations such as the State of Massachusetts, Morgan Memorial Goodwill, and Lincoln Technical Institute. He is currently an active contributor to http://www.jpcservicesinc.com an absolutely FREE online resource.
(ArticlesBase SC #71499)
Article Source: http://www.articlesbase.com/ - Sample Interview Questions With Answers
Sample interview questions of the common type are listed below. Answers are included. But perhaps suggestions for tailoring your responses is a better way to put it, since specific answers are impossible to provide. Practice answering these sample interview questions out loud to yourself or ask a friend or relative to help you.
Don't feel that you have to answer right away. Interviewers know that you're nervous and expect you to think a bit, so do think carefully before you answer. But don't hesitate too long or it'll appear that you're stalling. Interviewers will ask open-ended questions to see where you'll go with them, so try not to ramble while you're thinking of a real answer.
Q.
Tell me about yourself.
A.
This is the dreaded, classic, open-ended interview question and likely to be among the first. It's your chance to introduce your qualifications, good work habits, etc. Keep it mostly work and career related.
Q.
Why do you want to leave your current job? (Why did you leave your last job?)
A.
Be careful with this. Avoid trashing other employers and making statements like, "I need more money." Instead, make generic statements such as, "It's a career move."
Q.
What are your strengths?
A.
Point out your positive attributes related to the job.
Q.
What are your weaknesses?
A.
Everybody has weaknesses, but don't spend too much time on this one and keep it work related. Along with a minor weakness or two, try to point out a couple of weaknesses that the interviewer might see as strengths, such as sometimes being a little too meticulous about the quality of your work. (Avoid saying "I work too hard." It's a predictable, common answer.) For every weakness, offer a strength that compensates for it.
Q.
Which adjectives would you use to describe yourself?
A.
Answer with positive, work-oriented adjectives, such as conscientious, hard-working, honest and courteous, plus a brief description or example of why each fits you well.
Q.
What do you know about our company?
A.
To answer this one, research the company before you interview.
Q.
Why do you want to work for us?
A.
Same as above. Research the company before you interview. Avoid the predictable, such as, "Because it's a great company." Say why you think it's a great company.
Q.
Why should I hire you?
A.
Point out your positive attributes related to the job, and the good job you've done in the past. Include any compliments you've received from management
.
Q.
What past accomplishments gave you satisfaction?
A.
Briefly describe one to three work projects that made you proud or earned you pats on the back, promotions, raises, etc. Focus more on achievement than reward.
Q.
What makes you want to work hard?
A.
Naturally, material rewards such as perks, salary and benefits come into play. But again, focus more on achievement and the satisfaction you derive from it.
Q.
What type of work environment do you like best?
A.
Tailor your answer to the job. For example, if in doing your job you're required to lock the lab doors and work alone, then indicate that you enjoy being a team player when needed, but also enjoy working independently. If you're required to attend regular project planning and status meetings, then indicate that you're a strong team player and like being part of a team.
Q.
Why do you want this job?
A.
To help you answer this and related questions, study the job ad in advance. But a job ad alone may not be enough, so it's okay to ask questions about the job while you're answering. Say what attracts you to the job. Avoid the obvious and meaningless, such as, "I need a job."
Q.
How do you handle pressure and stress?
A.
This is sort of a double whammy, because you're likely already stressed from the interview and the interviewer can see if you're handling it well or not. Everybody feels stress, but the degree varies. Saying that you whine to your shrink, kick your dog or slam down a fifth of Jack Daniels are not good answers. Exercising, relaxing with a good book, socializing with friends or turning stress into productive energy are more along the lines of the "correct" answers.
Q.
Explain how you overcame a major obstacle.
A.
The interviewer is likely looking for a particular example of your problem-solving skills and the pride you show for solving it.
Q.
Where do you see yourself five (ten or fifteen) years from now?
A.
Explain your career-advancement goals that are in line with the job for which you are interviewing. Your interviewer is likely more interested in how he, she or the company will benefit from you achieving your goals than what you'll get from it, but it goes hand in hand to a large degree. It's not a good idea to tell your potential new boss that you'll be going after his or her job, but it's okay to mention that you'd like to earn a senior or management position.
Q.
What qualifies you for this job?
A.
Tout your skills, experience, education and other qualifications, especially those that match the job description well. Avoid just regurgitating your resume. Explain why.
Q.
Why did you choose your college major?
A.
The interviewer is likely fishing to see if you are interested in your field of work or just doing a job to get paid
. Explain why you like it. Besides your personal interests, include some rock-solid business reasons that show you have vision and business sense.
Retrieved from "http://www.articlesbase.com/interviews-articles/sample-interview-questions-with-answers-71499.html"
(ArticlesBase SC #71499)
Source: http://www.articlesbase.com/interviews-articles/sample-interview-questions-with-answers-71499.html
Memahami PSIKOTES
Summary:CahNggedangan
SUKSES MENGHADAPI PSIKOTES
Psikotes adalah suatu rangkaian tes yang dilakukan untuk menjaring karyawan baru.Berikut ini cara memahami beberapa psikotes.
1. TES INTELEGENSIA
a. Percaya Diri
b. Konsentrasi
c. Cermat
d. Ketenangan
e. Ketelitian
f. Bekerja Sendiri
g. Ikuti Petunjuk
2. TES KEPRIBADIAN
Tes Kepribadian biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu tes menggambar dan Tes Quetioner. Untuk tes menggambar biasanya disuruh menggambar Pohon, Manusia dan rumah. Guna mendapatkan hasil maksimal maka anda harus menggambar semuanya secara detil. Sebagai contoh Menggambar Pohon harus lengkap baik dari akar, batang, Pohon daun dan Buahnya. Hal ini juga berlaku untuk menggambar rumah dan manusia.
3. TES KUANTITATIF
Untuk Tes Kuantitaif ini anda hanya perlu dua kata kunci yaitu teliti dan konsentrasi dalam mengahadinya.
4. TES VERBAL
Tes Verbal adalah suatu tes untuk menguci kemampuan anda dalam hal berbicara ataupun berbahasa.
caranya sangat mudah anda tinggal memahami bnayak kata baik sinonim, antonim maupun arti kata ilmiah.
ITULAH SEDIKIT TRIK MEMAHAMI PSIKOTES. NAMUN AGAR ANDA LEBIH MEMAHMI MAKA ANDA HARUS SERING MENGIKUTI PSIKOTES. KARENA PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK.
Memahami PSIKOTES Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/business-management/1867975-memahami-psikotes/
Tips Psikotes
Bagaimana menilai potensi seorang karyawan atau calon karyawan? Informasi mengenai potensi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam berbagai proses manajemen SDM, seperti proses seleksi, perencanaan karir, pelatihan dan pengembangan, serta placement. Dalam proses seleksi misalnya, perusahaan akan dihadapkan pada masalah bagaimana menjaring manusia yang dianggap paling potensial, sehingga dapat memiliki performansi prima dalam lingkungan kerja perusahaan.
Salah satu tahap seleksi calon karyawan adalah pemeriksaan psikologis yang lebih populer dengan sebutan psikotes. Psikotes digunakan untuk memilih orang terbaik dari sekian banyak calon, sesuai kriteria jabatan maupun tugas yang harus dilakukan. Terhadap pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan kemampuan berpikir konseptual, analitis, atau kemampuan berpikir logis. Hasil tes terhadap kemampuan ini diharapkan ikut menjadi kontribusi terhadap predictor kesuksesan dalam menjalani tugas-tugasnya kelak. Potensi mereka dinilai dan dibandingkan dengan potensi-potensi yang harus dimiliki agar berfungsi efektif dalam posisi tertentu
Selain untuk mengetahui tingkat kecerdasan individu, juga “melihat” aspek psikologis lainnya seperti motivasi kerjanya, bakatnya, keadaan emosionalnya, hubungan dengan orang lain dan sikapnya menghadapi sesuatu hal. Seringkali juga orang menyebut mengetahui tingkat EQ (emotional quotion). Dalam pemeriksaan psikologis digunakan alat-alat ukur (dalam bentuk soal-soal tes) tertentu yang diciptakan oleh para ahli psikologi. Aspek kepribadian juga dipertimbangkan. Jabatan di bidang penjualan membutuhkan tipe kepribadian yang berbeda dengan bagian audit, misalnya.
Agar hasil psikotes Anda prima, ada hal-hal yang mesti disiapkan sebelumnya:
- Pastikan bahwa Anda telah makan dengan cukup kenyang dan cukup tidur sebelum memulai test.
- Tenang dan jangan panik.
Jawab setiap pertanyaan dengan jawaban yang benar-benar mewakili diri Anda, kejujuran benar-benar dibutuhkan.
- Jangan menjawab asal-asalan atau memilih jawaban yang menurut Anda diharapkan oleh perusahaan.
- Baca dan dengarkan instruktur bagi setiap soal dengan baik. Beberapa soal dalam psikotes tidak diberi batasan waktu sementara yang lainnya harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
- Jika menghadapi kesulitan dalam suatu soal, lanjutkan saja ke soal berikutnya. Soal yang terlewatkan itu dapat Anda kerjakan jika masih ada waktu yang tersisa.
“Gagal” lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Sebenarnya jika dinyatakan tidak lulus berarti Anda tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti Anda dapat mencoba melamar pada perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaan tersebut tidak cocok untuk Anda. Karena itu sebaiknya untuk mendatang lamarlah jenis pekerjaan yang berbeda
Psikotes: Umum
Sumber: http://omkicau.com/2008/11/02/psikotes/
CARA LULUS PSIKOTES
ANDA paham tentang fenomena yang terjadi saat menjelang penerimaan CPNS di propinsi yang kita cintai, Kalimantan Selatan. Para orang tua yang memiliki anak lulusan SMA, lulusan Sarjana bahkan lulusan Sarjana plus program profesi, yang bergengsi sekalipun. Meraka sibuk mempersiapkan anak-anak tercintanya untuk bisa lulus tes CPNS. Belum dianggap sukses kerja jika belum PNS.
Orangtua yang ‘sedikit cerdas’ mereka merelakan kehormatannya melobi alias KKN pada para pemegang kebijakan terkait eksekutor penerimaan CPNS. Asal tahu saja sejak tahun 2005 kemarin Tes CPNS sudah mulai terpusat di Jakarta. Apa lagi untuk tahun 2007 ini digelar pendaftaran pada pekan ketiga bulan Oktober, dan formasinya minimal lulusan D III.
Sebelum tahun 2005, terlalu banyak jika disebutkan mengenai pelanggaran moral terkait penerimaan makhluk yang namanya PNS ini. Terang saja, sebutlah ‘si A’ sidin lulus tes CPNS kan karena orang tuanya berduit. Lagi pula sidin dekat dengan psikolog Anu, ya..pantes sajalah. Kata beberapa tetangga saya yang kebetulan ikut bersaing memperebutkan posisi yang disebut-sebut sebagai kerjaan bergengsi bagi sebagian besar orang di Banua kita ini.
Berbagi pengalaman saja, mudah-mudahan tidak ada yang tersinggung. Begini lho, masyarakat kita ini banyak yang minder atau tidak pede, bermental ‘memble’. Sering sekali saya temui, beberapa hari menjelang pengumuman penerimaan pegawai atau karyawan perusahaan apapun, yang kebetulan menggunakan jasa psikotes kami, telepon kantor hampir setiap jam berdering yang intinya minta dibantu agar diluluskan dalam tes psikologi pada perusahaan tertentu. Ya diterima lah sebagai karyawan perusahaan idamannya, tentu saja mereka memberi imbalan yang sepantasnya. Lha ini lah yang saya sebut sebagai calon ‘pejabat tidak bermoral’.Kalau psikolognya seorang yang mentalnya sama, ya terjadilah apa yang disebut sebagai praktek penipuan sesama penjahat. Ha..ha..ha.. iya kan? Lain halnya jika psikolognya itu orang yang bermoral, tentu yang terjadi sebaliknya.
Bagi orang yang berprofesi Psikolog, yang mempunyai pandangan religius normal, tentu saja akan berusaha menolaknya, ya walaupun harus ambil resiko mundur dari lembaga yang padanya ia mencari keberkahan dari sesuap nasi. Toh rejeki itu dari ALLAH SWT, bukan dari lembaga atau makhluk yang disebut sebagai ‘jalma manungsa’ yang lemah.
Itulah saudaraku se-Banua, masyarakat kita sedang sakit. Seharusnya kita yang tahu solusinya, janganlah menjadi penyebab yang memperparah ke-kronis-an sakit ini. Jadilah pejabat eksekutor yang adil dan arif sehingga Banua kita ini sejahtera. Jadilah seorang eksekutor yang berpijak pada nilai kebenaran dan keadilan.Tahu penyakitnya, tahu cara penyembuhannya, tahu terapinya, tahu cara pencegahannya, dan juga tahu memprediksinya, ee..kok malah berperan sebagai orang yang berlagak sok tidak tahu. Apa bedanya dengan seorang penjahat. Ini lebih ngeri lagi, pejabatnya penjahat. Ngeri kan?
Baiklah saudara, sekarang saya beritahukan bahwa PNS atau CPNS atau Karyawan disebuah perusahaan ternama bukanlah segala-galanya, kalau cara mendapatkannya dengan prakter penjahat. Tetapi segala-galanya nilai dari sebuah pekerjaan adalah dimulai dari praktek yang baik dan benar dalam menggapai sebuah cita-cita. Mulailah dari diri sendiri dengan jujur, dengan kemampuan sendiri, kenali diri sendiri secara paripurna.
Anda mau lulus tes psikologi, gampang aja saudara. Tidak perlu susah-susah nyogok sana-sini, baca buku prediksi tes sana-sini. Cukup dengan datang ke tempat tes tepat waktu, duduk sesuai nomer urut tes, berdoa, dengarkan instruksi Sang Tester, tanyakan hal-hal yang memang perlu ditanyakan dan memang anda perlu penjelasan lebih lanjut. Jawablah dengan apa adanya sesuai instruksi dan keadaan diri anda saat ini yang sebenarnya.
Yang pasti, jadikan Anda sebagai bintang pada setiap sesi tes. Tapi ingat bintang yang bersinar karena keunggulan budi pekerti, tentunya. Bukan bintang pelopor curi start ataupun keributan bahkan kekacauan.
Coba anda baca sharing dari saya mengenai persiapan lulus psikotes dengan gampang. Setelah itu anda resapi, renungkan sedalam-dalamnya, atau ‘waqfah’ yakni berhenti sejenak untuk memahami dan meresapi serta mengevaluasi persiapan yang telah dilakukan. Barulah anda action, berjuang, bermujahadah untuk menjawab setiap aitem soal secara sadar. Ingat secara sadar dan sadar.
Sadar disini adalah bahwa anda mengikuti psikotes ini memang kemauan sendiri, tahu bentuk kerjaannya nanti mengenai job description atau uraian tugas dan posisi apa yang akan dipegang. Paham resiko yang akan ditanggung setelah diterima kerja, atau dengan kata lain sampeyan mengerti tentang konsekuensi kedepannya jika diterima atau tidaknya.
Sharing dari saya hanya berlaku agar lulus tes psikologi bukan tes akademik, bukan juga tes praktikum. Pertama, Istirahat yang sangat cukup artinya selalu luangkan waktu untuk enjoy karena istirahat tidak selalu harus dengan tidur. Menikmati suasana hati yang tenang dengan merasakan hangatnya secangkir teh bikinan sendiri sambil melihat keagungan Allah SWT melalui rintik air hujan yang sedang turun, itu juga merupakan istirahat.
Kedua, karena ini tes kejiwaan tentu saja anda harus persiapan mental. Apa yang harus dilakukan, siapkan diri anda untuk bersikap sebagai diri sendiri yang berwibawa. Menyiapkan diri menghadapi situasi tes, yaitu sebagai peserta tes yang mendengarkan dan melaksanakan semua instruksi dan perintah tester atau psikolog pengetes.
Ingat, menyiapkan mental sebelum berjuang sangat urgen. Siap sebelum berjuang adalah merupakan separo kemenangan. Setengahnya ya ambil saat tes berlangsung. Jelas tidak sama antara orang yang siap dengan orang yang belum atau tidak siap mental dalam menghadapi medan perjuangan.
Nah ini yang ketiga, penting untuk anda. Situasi saat hari H. Saat menghadapi psikotes. Datanglah beberapa menit sebelum waktu tes dimulai. Gunanya untuk ma’rifatul medan -pengenalan ruang- dimana anda berada, diposisi mana anda duduk, bagaimana situasi lingkungan tes, nyamankah kursi anda, siapa psikolognya, dimana ruang toiletnya serta yang lainnya. Yang jelas terkait dengan lingkungan tes.
Tester mulai membuka sesi, anda dengarkan baik-baik. Bertanyalah saat diminta bertanya, kalau memang anda perlu penjelasan. Jangan sekali-kali sampeyan bertanya pada saat pengerjaan aiten psikotes sedang berlangsung. Hal ini akan memberikan nilai minus bagi anda. Kenapa? tentu anda sudah tahu jawabannya. Bertanyalah pada tempatnya. Titik.
Selanjutnya, jawablah pertanyaan sesuai perintah dan instruksi dari tester. Mulailah saat diminta mengerjakan, artinya jangan curi start. Berhentilah mengerjakan jika waktu telah habis, biasanya tester mengatakan “waktu telah habis, letakkan alat tulis anda, sekarang!” maka tiada tindakan lain yang pantas dilakukan oleh seorang bintang psikotes selain meletakkan alat tulis dan berhenti mengerjakan.
Kerjakan semua sesi tes dengan penuh semangat dan tanggung jawab serta penuh dengan kejujuran. Jadilah sampeyan bintang psikotes. Pelihatkan diri anda yang terbaik. Kalau sampeyan curi start atau menambah waktu setelah jatah waktu habis, saya pastikan anda akan ketahuan. Bukan karena psikolognya tukang ramal tetapi memang demikian adanya. Saya berpengalaman akan hal ini, pasti ketahuan sekali lagi ketahuan. Jawaban anda tidak akan konsisten.
Untuk mengungkap kepribadian seseorang melalui psikotes, psikolog tidak hanya menggunakan satu alat prediksi. Saya beritahu ya. Mereka akan meng-cross cheque-kan pada alat pengungkap yang lain. Minimal tiga alat ungkap. Jadi, tak ada gunanya sama sekali bagi sampeyan yang mencuri start atau menambah jatah waktu yang seharusnya. Anda akan gugur.
Kerjakan sendiri, jangan menyontek jawaban teman sebelah anda. Kepribadian sampeyan akan terkontaminasi dengan pribadi orang yang anda contek. You are you, ok !? Dari psikotes itu, psikolog mencitrakan diri anda apa adanya sesuai dengan jawaban dan sikap anda saat ini pada saat pelaksanaan psikotes. Jadi tampilkan diri anda sesungguhnya dan sejujurnya. Tidak usah dibuat-buat.
Psikotes adalah proses memprediksi personal pada saat ini dan akan di-matching-kan atau dicocokkan dengan bentuk tugas atau job deskripsi yang akan dilakukan oleh person tadi pada pekerjaan tertentu. Artinya semua peserta tes itu pasti lulus psikotes, tetapi cocok tidaknya dengan jenis pekerjaan itulah yang menentukan diterima tidaknya pada posisi tertentu.
Jangan berkecil hati bagi anda yang tidak diterima pada pekerjaan tertentu dari hasil psikotes. Karena saya yakin anda pasti diterima pada tugas pekerjaan yang sesuai dengan kondisi pribadi anda. Ingat tulisan saya sebelumnya, khan? Anda akan stress dan frustasi pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi kepribadian anda sesungguhnya.
Psikotes penerimaan pegawai bukanlah mencari salah atau benar, baik atau buruk, cerdas atau cerdas sekali, tetapi psikotes adalah proses memprediksi diri anda sesuai atau tidak sesuai pada posisi jabatan tertentu. Tentu saja dengan acuan job discription and job specification. Bukan acuan sogokan. Bukan acuan kekeluargaan. Juga bukan acuan asal-asalan. Yang intinya bukan mengacu pada prinsip Kolusi Korupsi dan Nepotisme alias KKN.
Berdoalah selalu setiap kali anda mengerjakan kebaikan. Menorehkan sejarah peradaban manusia yang baik tentu saja dimulai dari proses input yang baik pula. Oleh karena itu jadikan diri kita sang Mujaddid – pembaharu- dalam peradaban manusia yang saat ini sangat diperlukan pembaharuan. Semoga berhasil.***
*Assessor pada SOLUSI global Banjarbaru
sumber : http://irsanfinazli.wordpress.com/2007/09/20/cara-lulus-psikotes/